Selasa, 08 Mei 2012
Rabu, 23 Februari 2011
SKK PENANGGULANGAN PENYAKIT MALARIA
SKK Penanggulangan Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang atau panas disertai demam berkepanjangan.
Penyakit malaria memiliki empat jenis dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Jenis malaria paling ringan adalah malaria tetiana yang disebabkan oleh plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap 2 hari sekali setelah gejala permata terjadi.
- Penanganan
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari batang pohon cinchona yang sering dikenal dengan nama kina, yang sebenarnya beracun dan menekan pertumbuhan protozoa dalam jaringan darah. Pada tahun 1930 ahli obat-obatan Jerman berhasil menemukan quinine dan kadar racunnya lebih rendah.
Saat ini para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk malaria. Beberapa vaksin yang dinilai memenuhi syarat kini tengah diuji coba klinis guna keamanan, sementara ahli lainnya tengah berupaya untuk menemukan vaksin untuk penggunaan umum. Penyelidikan tengah dilakukan untuk menemukan sejumlah obat dengan bahan dasar antemisin, yang digunakan oleh ahli-ahli obat-obatan cina untuk menyembuhkan demam.
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria atau protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria atau anopeles betina (WHO 1981) ditandai dengan demam, maka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Proses penyebarannya adalah dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis penyakit malaria yaitu antara 9 sampai 40 hari.
Siklus parasit malaria yaitu setelah nyamuk anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjang ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati.
- Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium adalah parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal, dan lain-lain untuk mendukung atau menyingkirkan diagnosis atau komplikasi lain, misalnya antara lain ponksi lumbal. Foto thoraks, dan lain-lain.
Penatalaksanaan malaria berat secara garis besar mempunyai tiga komponen penting, yaitu:
• Terapi spesifik dnegan kemoterapi anti malaria
• Terapi supportif(termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)
• Pengobatan terhadap komplikasi
Pada setiap penderita malaria berat, maka tindakan yang dilakukan di Puskesmas sebelum dirujuk adalah:
Ø Tindakan umumØ Pengobatan simptomatik
Ø Pemberian anti malaria pra rujukan
Keterangan:
- Tindakan umum
Monitoring tanda-tanda vital antara lain yaitu keadaan umum, kesadaran, pernafasan, tekanan darah, suhu, dan nadi setiap 30 menit (selalu dicatat untuk mengetahui perkembangannya). Untuk konfirmasi diagnosis, lakukan pemeriksaan SD tebal. Penilaian sesuai criteria diagostik mikroskopik.
Bila hipotensi, tidurkan dalam posisi Trendenienburg dan diawasi terus tensi, warn kulit dn suhu, laporkan ke dokter segera. Langsung dirujuk ke rumah sakit bila kondisi memburuk.
- Pengobatan Simptomatik
Bila tidak tersedia Diazepam, sebagai alternative dapat dipakai Phenobarbital 100 mg IM/X (dewasa) diberikan dua kali sehari.
- Pemberian obat anti malaria spesifik
Hal-hal yang perlu dimonitar: Tensi, nadi, suhu dan pernafasan setiap 30 menit, pemeriksaan derajat kesadaran dnegan modifikasi glargow cona scale (GCS) setiap 6 jam.
- Penatalaksanaan Komplikasi
2. Anemia berat
3. Hypoglikemia (gula darah kurang dari 40 mg %)
4. Kolaps sirkulasi, syok hipovolume, hipotensi, filgid malaria dan septikaemie
5. Gagal ginjal akut( acute renal failure/ARF)
6. Pendarahan dan gangguan pembekuan darah(coagulopathy)
7. Edema paru
8. Jaundice
9. Asidosis
10. Black water fever
11. Hiperparasitemia
- Pencegahan malaria secara perorangan
Obat yang dipakai adalah ACT dan Primaquine (Obat Anti malaria lini I)
atau sesuai instruksi dokter
- Gejala malaria
2. Gejala malaria dalam program pemberantasan malaria: demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai gejala lain: sakit kepala, mual, dan muntah.
3. Gejala malaria berat: nafas sesak, warna urine seperti teh tua, jumlah kencing kurang, mata kuning dan tubuh kuning, kejang, gangguan kesadaran, panas tinggi diikuti gangguan kesadaran, pendarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan
SKK PENANGGULANGAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
SKK Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
Demam berdarah atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febris akut yang ditemukan di daerah tropis dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotype virus dari genus flavivirus. Famili flaviviridae. Setiap serotype cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapa setoripe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebabkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypty.
- Tanda dan gejala
Penyakit ini ditunjukkan melalui demam secara tiba-tiba disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam-ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan. Pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit diperut, rasa mual, muntah-muntah atau diare pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/ penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Sesudah masa tunas atau inkubasi selama 3-15 hari orang yang tertular dapat mengalami atau menderita penyakit ini dalam salah satu dari empat bentuk berikut ini:
1. Bentuk abortif penderita tidak merasakan suatu gejala apapun
2. Dengue klasik penderita mengalami demam tinggi selama 4 sampai 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3. Dengue haenorrhagic fever (demam berdarah dengue/ DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (mimisan atau epistaksis), mulut dubur dan sebagainya.
4. Dengue syok sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau presyok. Bentuk ini sering disebut atau berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkat yang manapun, harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok atau kematian.
Penyakit demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi perdarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom syok dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
- Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relative.
Seorologi dan reaksi berantai polymerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mengdiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi resiko kematian daripada menunggu akut.
- Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780 -an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779 wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama diantaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
- Pencegahan I
Bagian terpenting dari pencegahan adalah kebersihan. Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vector nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypty.
- Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfuse platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.
Pengobatan alternative yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji Bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan akternatif harus tetap dipertimbangkan.
- Penyebab
Penyakit demam dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan den 4. virus tersebut termasuk dalam group B arthropodborne viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus yang banytak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan type satu dan tiga.
- Pencegahan II
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya. Yaitu nyamuk Aedes Aegypty. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk, pengolahan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
3. Kimiawi
caranya antara lain dengan
§ Pengasapan/ fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion) berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai baas waktu tertentu
§ Memberikan bubuk abate (temephus) pada tempat- tempat penampungan air seperti gentong air vas bunga, kolam dan lain-lain.
- Penularan
Penularan demam berdarah dengue terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty /Aedes Albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuh penderita lain. Nyamuk Aedes Aegypty sering menggigit pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia dibawa 15 tahun dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab. Serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sering terjadi di daerah tropis. Dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim atau alam serta perilaku manusia.
- Masa inkubasi
Masa inkubasi terjadi selama 4 sampai 6 hari
Minggu, 13 Februari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)