Minggu, 14 November 2010

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEGIATAN ALAM TERBUKA



Kegiatan Alam Terbuka (KAT) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam terbuka saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian.


Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.


Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Terbuka justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.


Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.


II. DEFINISI


Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:


1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.


2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.


III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA


Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.


Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.


a. Prinsip Dasar


Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:


1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.


2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.


3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.


b. Sistematika Pertolongan Pertama


Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :


1. Jangan Panik


Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.


2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.


Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.


3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.


Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.


4. Pendarahan.


Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.


5. Perhatikan tanda-tanda shock.


Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.


6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.


Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.


7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.


Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.


IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM TERBUKA


Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam terbuka berikut gejala dan penanganannya :



a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.


Gejala

  • Perasaan limbung
  • Pandangan berkunang-kunang
  • Telinga berdenging
  • Nafas tidak teratur
  • Muka pucat
  • Biji mata melebar
  • Lemas
  • Keringat dingin
  • Menguap berlebihan
  • Tak respon (beberapa menit)
  • Denyut nadi lambat

Penanganan
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan



b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.


Gejala dan tanda dehidrasi


Dehidrasi ringan
· Defisit cairan 5% dari berat badan
· Penderita merasa haus
· Denyut nadi lebih dari 90x/menit


Dehidrasi sedang
· Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
· Nadi lebih dari 90x/menit
· Nadi lemah
· Sangat haus


Dehidrasi berat
· Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
· Hipotensi
· Mata cekung
· Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
· Kejang-kejang


Penanganan
1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2. mengganti elektrolit yang lemah
3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4. Memberantas penyebabnya
5. Rutinlah minum jangan tunggu haus

c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
· Canned be heard the voice of the additional breath
· Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
· Irama nafas tidak teratur
· Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
· Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan ½ duduk
4. Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.
Gejala
· Kepala terasa nyeri/berdenyut
· Kehilangan keseimbangan tubuh
· Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban
2. Beri minuman hangat
3. beri obat bila perlu
4. Tangani sesuai penyebab

e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
· Perut terasa nyeri/mual
· Berkeringat dingin
· Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh)
3. Jangan beri makan terlalu cepat

f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
· Nyeri di dada
· Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
· Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
· Denyut nadi tak teraba/lemah
· Gangguan nafas
. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
· Kepala terasa ringan
· Lemas
· Kulit berubah pucat/kebiruan
· Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi ½ duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

G. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
· Seolah-olah hilang kesadaran
· Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
· Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi

H. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
· Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
· Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

I. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
· Nyeri pada otot
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

J. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
· Warna kebiruan/merah pada kulit
· Nyeri jika di tekan
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka

K. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
· Bengkak
· Nyeri bila tekan
· Kebiruan/merah pada derah luka
· Sendi terkunci
· Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

L. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
· Terbukanya kulit
· Pendarahan
· Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril/plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
o Keluarkan tanpa menyinggung luka
o Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

M. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara
1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll
2. Fisika:
· Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan
· Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi
3. Kimia: Obat-obatan
4. Biokimia: vitamin K
5. Elektrik: diahermik

N. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
· Perubahan bentuk
· Nyeri bila ditekan dan kaku
· Bengkak
· Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
· Ada memar (jika tertutup)
· Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Jenisnya
· Terbuka (terlihat jaringan luka)
· Tertutup
Penanganan
Tenangkan korban jika sadar
Untuk patah tulang tertutup
1 Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat)
Sensasi (respon nyeri)
Sirkulasi (peredaran darah)
2. Ukur bidai disisi yang sehat
3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
4. Pasang bantalan didaerah patah tulang
5. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
6. Ikat bidai
7. Periksa GSS
Untuk patah tulang terbuka
1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3.Ikat dengan ikatan V
4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
Tujuan Pembidaian
1. Mencegah pergeseran tulang yang patah
2. memberikan istirahat pada anggota badan yang patah
3. mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan

O. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan
· Membuka pakaian penderita/korban
· Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air
1. Mencegah infeksi
o Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
o Penderita dikerudungi kain putih
o Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll
2. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
3. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan
4. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan.
5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

P. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin
Gejala
· Menggigil/gemetar
· Perasaan melayang
· Nafas cepat, nadi lambat
· Pandangan terganggu
· Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Penanganan
1. Bawa korban ketempat hangat
2. Jaga jalan nafas tetap lancar
3. Beri minuman hangat dan selimut
4. Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)

Q. Keracunan makanan atau minuman
Gejala
· Mual, muntah
· Keringat dingin
· Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

R. Gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan Pertamanya adalah:
· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Hematotoksin (keracunan dalam)
2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Penanganan untuk Pertolongan Pertama:
1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
o Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
o Letakkan daerah gigitan dari tubuh
o Berikan kompres es
o Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
4. Perawatan luka
o Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
o Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
6. Perbaikan sirkulasi darah
o Kopi pahit pekat
o Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
o Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
7. Obat-obatan lain
o Ats
o Toksoid tetanus 1 ml
o Antibiotic misalnya: PS 4:1

2. Gigitan Lipan
Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik
3. Gigitan Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.
Perhatian:
· Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
· Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

V. EVAKUASI KORBAN
Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Alat Pengangutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
· Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
· Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
· Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas
· Dipanggul/digendong
· Merayap posisi miring
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
· Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
· Model membawa balok
· Model membawa kereta

2. Alat bantu
· Tandu permanen
· Tandu darurat
· Kain keras/ponco/jaket lengan panjang
· Tali/webbing
Persiapan
Yang perlu diperhatikan:
1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian
2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
4. Memilih alat
5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar

VI. FARMAKOLOGI
Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Terbuka.
NO Nama Obat Kegunaan
1 CTM Alergi, obat tidur
2 Betadine Antiseptik
3 Povidone Iodine Antiseptik
4 Neo Napacyne Asma, sesak nafas
5 Asma soho Asma,sesak nafas
6 Konidin Batuk
7 Oralit Dehidrasi
8 Entrostop Diare
9 Demacolin Flu, batuk
10 Norit Keracunan
11 Antasida doen Maag
12 Gestamag Maag
13 Kina Malaria
14 Oxycan Memberi tambahan oksigen murni
15 Damaben Mual
16 Feminax Nyeri haid
17 Spasmal Nyeri haid
18 Counterpain Pegal linu
19 Alkohol 70% Pembersih luka/antiseptic
20 Rivanol Pembersih luka/antiseptic
21 Chloroetil (obat semprot luar) Pengurang rasa sakit
22 Pendix Pengurang rasa sakit
23 Antalgin Pengurang rasa sakit, pusing
24 Paracetamol Penurun panas
25 Papaverin Sakit perut
26 Vitamin C Sariawan
27 Dexametason Sesak nafas

VII. PENUTUP
Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

Sabtu, 13 November 2010

TEAM P3K SAKA BAKTI HUSADA PRINGSEWU

JAMBORE ON THE AIR (JOTA)




SQ JOTA.... SQ JOTA.... SQ JOTA..... STASIUN "YC4ZWI" (Baca; Yengki Cerly Four Zulu Wisky India) TELAH BERHASIL DIPANCARKAN DALAM ACARA JAMBORE ON THE AIR...... SEMOGA PRAMUKA TETAP JAYA DIUDARA.... QSL.......

Senin, 01 November 2010

PENERIMAAN ANGGOTA BARU

SALAM PRAMUKA.......................!!!!
BAGI ANGGOTA PENEGAK YANG INGIN TAHU DAN MEMPELAJARI TENTANG KESEHATAN SERTA KETEREMPILAN DI BIDANG KESEHATAN, ANTARA LAIN BALUT MEMBALUT, PEMAHAMAN OBAT, EVAKUASI KORBAN BENCANA DAN TEHNIK PENYELAMATAN KORBAN BENCANA, SERTA TIDAK MENINGGALKAN TEHNIK KEPRAMUKAAN....
MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DI GERAKAN PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA KWARTIR RANTING PRINGSEWU.

DITUNGGU KEHADIRAN KAKAK-KAKAK SEKALIAN DI SEKRETARIAT PADA SETIAP HARI MINGGU PUKUL 13.00 WIB DI PUSKESMAS PRINGSEWU KEC. PRINGSEWU KAB. PRINGSEWU...

DENGAN INSTRUKTUR YANG BERPENGALAMAN DAN BERKOMPETEN DI BIDANG KESEHATAN DIHARAPKAN MATERI YANG DISAMPAIKAN DAPAT TEPAT GUNA DAN BERMANFAT BAGI ANGGOTA SAKA BAKTI HUSADA DAN BAGI MASYARAKAT PADA UMUMNYA...

SAKA BAKTI HUSADA..... TETAP JAYA...................!!!!
SALAM PRAMUKA.......!!!

Kamis, 27 Mei 2010

MARS SAKA BAKTI HUSADA

Mars saka bakti husada
Marilah hai kawanku
Saka bakti husada
Satukan derap langkah karsamu

Tulus iklas mengabdi
Ciptakan karya nyata
Tuk kesehatan rakyat kita

Saka bakti husada pancasila dasarnya
Trisatya dasa darma pedomannya
Rakyat sehat aman tentram dan bahagia
Itulah tujuan utama

Marilah hai kawan ku saka bakti husada
Bina hidup sehat keluarga
Lingkungan tetap sehat bersih indah dan nyaman
Masyarakat tetap sentosa

Saka bakti husada tak kenal putus asa
Tuk memajukan rakyat dan bangsanya
Siap kerja keras tetap riang gembira
SBH tetap jaya…..
SBH tetap jaya…..

KEPEMIMPINAN


KEPEMIMPINAN
oleh :
MULYANI, S.Pd
I.        PENGERTIAN
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang-orang lain untuk mencapai kehendak yang diinginkannya.
Kepemimpinan dapat merupakan bakat yang dibawanya sejak lahir, tetapi ada pula  pendapat bahwa kepemimpinan itu dapat dipersiapkan, dipelajari atau dibentuk.
Kepemimpinan seseorang diperlukan untuk kelompoknya dalam menjalankan kekuasaan, kehormatan, dan tanggung jawabnya, untuk dapat memberikan kemudahan dalam mencapai suatu sasaran atau prestasi.

II.      MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK
a. Umum
Sifat ­- sifat asli seseorang terbawa sejak ia lahir, setelah itu ia banyak bergaul dan terpengaruh oleh lingkungan hidupnya, seperti, lingkungan keluarga, sekolah, Pramuka, perkumpulan olah raga atau sosial, lingkungan kedinasan atau pekerjaan dan selanjutnya lingkungan masyarakat yang lebih luas. Makin luas lingkungan, makin banyak pengaruh  terhadap dirinya dan makin banyak pula pengalaman dalam pergaulan.

b. Pemimipin yang baik
1.       Pemimpin harus tampil pada saat kritis
·         Karena rasa tanggung jawabnya yang besar seorang pemimpin harus tampil ditempat pada saat kritis atau pada saat bahaya datang.
·         Pemimpin harus dapat muncul dan tampil di depan, tepat pada saatnya, tepat pada waktunya, dan tepat pada tempatnya.
·         Pemimpin harus pandai memperhitungkan baik dan buruknya keputusannya pada saat kritis itu.
·         Kepemimpinan dan keputusan yang tepat sangat dibutuhkan oleh anggotanya.
·         Pengetahuan semacam ini, selain muncul dari bakatnya, juga dapat dipelajari dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain.

2.       Resiko yang diperhitungkan
·         Seorang pemimpin harus memperhitungkan matang – matang segala tindakannya
·         Seorang pemimpin telah memperkirakan kesulitan, hambatan dan tantangan atau bahkan kemungkinan kegagalan yang akan dihadapi.
·         Seorang pemimpin senatiasa mempersiapkan rencana yang paling baik, guna menghadapi kemungkinan yang paling buruk.
·         Sekali tindakannya sudah ditetapkan, harus dilaksanakan dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab yang tinggi.




3.       Beri jalan keluar
·         Setelah seorang pemimpin berhasil tampil di tempat kritis, seoarang pemimpin harus mampu dengan cepat dan tepat memberikan petunjuk dan pengarahan jalan keluar dari kesulitan. Hal ini sangat ditunggu oleh anggotanya.
·         Penampilan seorang pemimpin disaat kritis hendaknya tetap tenang dan mantap. Jangan ada kesan ragu - ragu. “Hadapi segalanya dengan senyum”, tetapi tetap bersungguh - sungguh.
·         Dalam menunjukan jalan keluar dari kesulitan, hendaknya dengan sikap dan langkah yang mantap, niscaya anggotanya akan mengikuti dengan hati yang mantap pula. Bila seorang pemimpin yakin dapat mencapai sasaran, anggotanya pun akan penuh keyakinan dapat mencapi sasaran untuk kepentingan bersama.

4.       Tanamkan rasa percaya diri
·         Bila ingin berhasil dalam memimpin, maka pertama – tama : Berikanlah kepecayaan kepada anggota untuk mengerjakan tugasnya.
·         Ada kalanya kita kurang yakin akan kemampuan mereka untuk dapat mencapai sasaran, maka biasanya merekapun benar – benar gagal di tengah jalan. Hal semacam ini harus kita hindari.
·         Pemberian kepercayaan seorang anggota sebaiknya kita ucapkan kepadanya dengan tegas dan langsung dilapangan.
·         Lebih baik lagi bila kepercayaan ini kita sampaikan juga dihadapan teman-temannya. Ini akan menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri seseorang, sehingga menjadi pendorong pencapaian sasaran.
Rasa percaya diri dari seorang murid misalnya, menjadi bangkit saat ia menerima surat dari gurunya yang berisi keyakinan dan harapan gurunya. Bahwa dengan belajar lebih keras seperti yang ia kerjakan sekarang, niscaya ia akan berhasil dalam ujian mendatang. Selain percaya diri, hal ini pun menimbulkan kegembiraan belajar.

5.       Beri Pujian dan Penghargaan
·         Memberikan pujian dan penghargaan yang wajar di muka umum kepada seseorang yang pantas menerimanya, merupakan teknik kepemimpinan yang baik.
·         Sebaiknya, memberikan teguran, peringatan dan kritik yang paling membangun sekalipun, dihadapan teman-temannya merupakan cara yang tidak dianjurkan. Adakalanya hal ini dilakukan dengan maksud dan tujuan yang positif.
·         Bila saat pemeriksaan mendadak : Misalnya ditemukan hal yang bagus, baik, berikanlah pujian secara spontan kepada anggota yang melakukannya. Bahkan ceritakanlah kebaikan itu pada setiap kesempatan yang cocok.
Sebaliknya, misalkan diketemukan hal yang buruk ajaklah Si Pelaku ke tempat yang terpisah untuk dilakukan koreksi dan kritik yang membangun.
6.       Seorang pemimpin harus cakap
Dianjurkan : Jadilah seorang pemimpin yang cakap, ini dapat dipersiapkan dengan banyak cara:
·         Belajar sendiri
·         Banyak membaca
·         Mempelajari pengalaman orang terkenal
·         Membuat catatan
·         Ikut diskusi-diskusi ilmiah
·         Mengikuti berita-berita aktual
·         Dll.
Seorang pemimpin akan mejadi tempat tumpuan bertanya, mencari pemecahan dan jalan keluar, serta tempat mengakhiri masalah dari para anggota ,  bahkan dari masyarakat sekeliling.
Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki akan menjadi senjata yang ampuh untuk menjawab tantangan ini. Pengetahuan umum yang luas menjadi unsur kekuatan utama dalam memimpin.
7.       Bangkitkan Minat
·         Kita sadari bahwa bila seseorang menyukai suatu pekerjaan, tentu ia akan mencurahkan seluruh perhatiannya guna menyelesaikan  pekerjaan itu dengan baik.
·         Ciptakanlah suasana kerja yang segar dan menyenangkan
·         Anjurkan kepada para anggota untuk menyenangi pekerjaannya
·         Berikan selingan-selingan untuk menghilangkan kejemuhan dan kejenuhan kerja.
·         Ajak mereka menggunakan pikiran dan daya akal yang sehat.
8.       Kenali Para Anggota
·         Untuk mengenali satu persatu para anggota tentu memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya orang-orang menonjol perilakunya/ sikapnya baik dari segi positif ataupun negatif, yang cepat kita kenal. Dengan mengenal mereka kita lebih dekat dan akrab. Kita dapat megenal watak, kebiasaan, kegemaran, atau hobby mereka yang dapat memudahkan dalam melaksanakan kepemimpinan
·         Beberapa cara untuk cepat megenal mereka :
-           Seyogyanya nama- nama mereka kita hubungkan dengan tugas- tugas yang mereka emban.
-           Ajaklah beberapa orang untuk duduk sebagai panitia suatu kegiatan atau berpergian jauh        untuk beberapa hari..
-           Datangilah ke rumah mereka bergiliran atau undanglah mereka ke rumah.

9.       Bangkitkan Semangat Kebersamaan
·         Setelah kita  kenali anggota dengan segala perikehidupan mereka, maka kini kita wajib membangkitkan semangat dan rasa kebersamaan.
·         Yakinlah bahwa dengan rasa kebersamaan dengan kerja sama dan kerja keras maka sasaran akan lebih mudah dicapai. Pekerjaan dan tugas yang berat akan terasa lebih ringan kalau kita pikul bersama.

III.    AZAS – AZAS KEPEMIMPINAN
Guna mewujudkan dan menyelenggarakan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan di Indonesia, khususnya dilingkungan ABRI, maka oleh pimpinan ABRI telah ditetapkan suatu rumusan yang diperkenalkan
dengan sebutan “SEBELAS AZAZ KEPEMIMPINAN ABRI”.
Rumusan tersebut terdapat dalam doktrin perjuangan TNI-ABRI “ CATUR DARMA EKA KARMA”. Tertuang dalam keputusan PANGAB Nomor : KEP/04/II/1988 tanggal 27 Februari 1988 berbunyi sebagai berikut :
“SEBELAS AZAS KEPEMIMPINAN ABRI”
1.       TAQWA
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadanya
2.       ING NGARSO SUNG TULODO
Memberi suri teladan dihadapan anak buah
3.       ING MADYO MANGUN KARSO
Ikut begiat serta mengugah semangat ditengah-tengah anak buah
4.       TUT WURI HANDAYANI
Mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah
5.       WASPADA PURBA WASESA
Selalu waspada mengawasi serta sanggup dan berani memberi koreksi kepada anak buah
6.       AMBEG PARAMA ARTA
Dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan
7.       PRASAYA
Tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8.       SATYA
Sikap loyal yang timbal balik dari atas terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan dan kesamping
9.   GEMINASTITI
      kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan.
10.   BELAKA
Kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11.   LEGAWA
Kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya

IV.   PENGHARGAAN DAN HUKUMAN
·         Seorang anggota yang berjasa atau berprestasi, ia pantas mendapat penghargaan. Demikian pula, anggota yang melanggar peraturan atau melakukan tindakan pelanggaran lainnya harus mendapat hukuman sesuai dengan berat ringannya pelaggaran.
·         Seorang pemimpin dituntut untuk berlaku jujur dan adil terhadap anggota-anggotanya. Bila ada anggota yang berhak mendapatkan penghargaan, maka sudah tentu ia harus segera memberikan penghargaan yang setimpal.
·         Pemberian penghargaan ini hendaknya dilakukan secara wajar, tidak bekelebihan dan tidak sering. Kalau terlalu sering dilakukan akan menjadi hal yang rutin, maka penghargaan ini menjadi biasa dan tidak lagi berharga.
·         Pemberian penghargaan hendaknya dilakukan dengan tujuan yang positif, yaitu  untuk menghargai suatu jasa atau prestasi seseoarng atau kelompok anggota. Hal ini akan merupakan kebanggaan para pelaku secara perseorangan atau pribadi, kebanggaan keluarga dan anak cucu serta dapatlah menjadi contoh teladan bagi teman-temannya.
·         Dalam hal sebaliknya, yaitu terjadinya pelanggaran, maka seoarang pemimpin pun harus bertindak dengan tegas tetapi bijaksana, jujur, adil. Tindakan yang diambil untuk suatu pelanggaran, baik pelanggaran terhadap tata tertib yang ringan, maupun pelanggaran etika kehormatan korps yang berat, atau pun pelanggaran terhadap undang-undang dan hukum yang berlaku.
·         Pemberian hukuman ini dilaksankan secara bertahap dan bertingkat. Pada pelanggaran pertama misalnya dijatuhkan hukuman yang paling ringan berupa peringatan dan teguran. Yang terpenting di sini ialah bahwa seseoarang pemimpin harus berani memberikan tindakan peringatan atau teguran kepada anggota yang melanggar, baik secara peorangan maupun secara kelompok. Pelanggaran sekecil apapun hendaknya tetap mendapat hukuman. Janganlah menunda pemberian peringatan atau teguran. Janganlah menunggu samapai pelanggaran itu menjadi meningkat menjadi lebih buruk. Dalam hal ini pelanggaran dan pengambilan tindakan terhadap pelanggaran itu, kita tidak mengenal istilah PILIH KASIH
·         Bila  pelanggaran terjadi terhadap undang-undang atau hukum yang berlaku, dengan keyakinan yang mantap seorang pemimpin dapat mengangkat masalah ini kepengadilan yang berwenang menanganinya. Pimpinan tadi tidak dibenarkan untuk turut campur dan mempengaruhi jalannya proses penyelesaian oleh pengadilan, ia harus tetap memantau proses penyelesaian itu .
·         Akhirnya dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian hukuman secara umum adalah untuk membuat jera Si Pelaku pelanggaran. Selain itu bertujuan pula untuk teman-temanya agar tidak meniru melakukan pelanggaran.
·         Pemberian pengharggaan hukuman oleh seorang pemimpin hendaknya menerapkan  keseimbangan disisi positif dan negatif bila dilaksanakan dengan segera, dengan cara yang bijaksana adil dan jujur dengan senantiasa memperhatikan fakta-fakta teknis, nonteknis, situasi dan kondisi dari kasus demi kasus. Pelaksanaan yang terencana dan terkoordinasi dengan baik dalam pemberian penghargaan dan hukuman, sangat mendukung penyelenggaraan kepemimpinan.