Kamis, 27 Mei 2010

KEPEMIMPINAN


KEPEMIMPINAN
oleh :
MULYANI, S.Pd
I.        PENGERTIAN
Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk menggerakkan orang-orang lain untuk mencapai kehendak yang diinginkannya.
Kepemimpinan dapat merupakan bakat yang dibawanya sejak lahir, tetapi ada pula  pendapat bahwa kepemimpinan itu dapat dipersiapkan, dipelajari atau dibentuk.
Kepemimpinan seseorang diperlukan untuk kelompoknya dalam menjalankan kekuasaan, kehormatan, dan tanggung jawabnya, untuk dapat memberikan kemudahan dalam mencapai suatu sasaran atau prestasi.

II.      MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK
a. Umum
Sifat ­- sifat asli seseorang terbawa sejak ia lahir, setelah itu ia banyak bergaul dan terpengaruh oleh lingkungan hidupnya, seperti, lingkungan keluarga, sekolah, Pramuka, perkumpulan olah raga atau sosial, lingkungan kedinasan atau pekerjaan dan selanjutnya lingkungan masyarakat yang lebih luas. Makin luas lingkungan, makin banyak pengaruh  terhadap dirinya dan makin banyak pula pengalaman dalam pergaulan.

b. Pemimipin yang baik
1.       Pemimpin harus tampil pada saat kritis
·         Karena rasa tanggung jawabnya yang besar seorang pemimpin harus tampil ditempat pada saat kritis atau pada saat bahaya datang.
·         Pemimpin harus dapat muncul dan tampil di depan, tepat pada saatnya, tepat pada waktunya, dan tepat pada tempatnya.
·         Pemimpin harus pandai memperhitungkan baik dan buruknya keputusannya pada saat kritis itu.
·         Kepemimpinan dan keputusan yang tepat sangat dibutuhkan oleh anggotanya.
·         Pengetahuan semacam ini, selain muncul dari bakatnya, juga dapat dipelajari dari pengalaman sendiri maupun dari pengalaman orang lain.

2.       Resiko yang diperhitungkan
·         Seorang pemimpin harus memperhitungkan matang – matang segala tindakannya
·         Seorang pemimpin telah memperkirakan kesulitan, hambatan dan tantangan atau bahkan kemungkinan kegagalan yang akan dihadapi.
·         Seorang pemimpin senatiasa mempersiapkan rencana yang paling baik, guna menghadapi kemungkinan yang paling buruk.
·         Sekali tindakannya sudah ditetapkan, harus dilaksanakan dengan penuh keyakinan dan rasa tanggung jawab yang tinggi.




3.       Beri jalan keluar
·         Setelah seorang pemimpin berhasil tampil di tempat kritis, seoarang pemimpin harus mampu dengan cepat dan tepat memberikan petunjuk dan pengarahan jalan keluar dari kesulitan. Hal ini sangat ditunggu oleh anggotanya.
·         Penampilan seorang pemimpin disaat kritis hendaknya tetap tenang dan mantap. Jangan ada kesan ragu - ragu. “Hadapi segalanya dengan senyum”, tetapi tetap bersungguh - sungguh.
·         Dalam menunjukan jalan keluar dari kesulitan, hendaknya dengan sikap dan langkah yang mantap, niscaya anggotanya akan mengikuti dengan hati yang mantap pula. Bila seorang pemimpin yakin dapat mencapai sasaran, anggotanya pun akan penuh keyakinan dapat mencapi sasaran untuk kepentingan bersama.

4.       Tanamkan rasa percaya diri
·         Bila ingin berhasil dalam memimpin, maka pertama – tama : Berikanlah kepecayaan kepada anggota untuk mengerjakan tugasnya.
·         Ada kalanya kita kurang yakin akan kemampuan mereka untuk dapat mencapai sasaran, maka biasanya merekapun benar – benar gagal di tengah jalan. Hal semacam ini harus kita hindari.
·         Pemberian kepercayaan seorang anggota sebaiknya kita ucapkan kepadanya dengan tegas dan langsung dilapangan.
·         Lebih baik lagi bila kepercayaan ini kita sampaikan juga dihadapan teman-temannya. Ini akan menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri seseorang, sehingga menjadi pendorong pencapaian sasaran.
Rasa percaya diri dari seorang murid misalnya, menjadi bangkit saat ia menerima surat dari gurunya yang berisi keyakinan dan harapan gurunya. Bahwa dengan belajar lebih keras seperti yang ia kerjakan sekarang, niscaya ia akan berhasil dalam ujian mendatang. Selain percaya diri, hal ini pun menimbulkan kegembiraan belajar.

5.       Beri Pujian dan Penghargaan
·         Memberikan pujian dan penghargaan yang wajar di muka umum kepada seseorang yang pantas menerimanya, merupakan teknik kepemimpinan yang baik.
·         Sebaiknya, memberikan teguran, peringatan dan kritik yang paling membangun sekalipun, dihadapan teman-temannya merupakan cara yang tidak dianjurkan. Adakalanya hal ini dilakukan dengan maksud dan tujuan yang positif.
·         Bila saat pemeriksaan mendadak : Misalnya ditemukan hal yang bagus, baik, berikanlah pujian secara spontan kepada anggota yang melakukannya. Bahkan ceritakanlah kebaikan itu pada setiap kesempatan yang cocok.
Sebaliknya, misalkan diketemukan hal yang buruk ajaklah Si Pelaku ke tempat yang terpisah untuk dilakukan koreksi dan kritik yang membangun.
6.       Seorang pemimpin harus cakap
Dianjurkan : Jadilah seorang pemimpin yang cakap, ini dapat dipersiapkan dengan banyak cara:
·         Belajar sendiri
·         Banyak membaca
·         Mempelajari pengalaman orang terkenal
·         Membuat catatan
·         Ikut diskusi-diskusi ilmiah
·         Mengikuti berita-berita aktual
·         Dll.
Seorang pemimpin akan mejadi tempat tumpuan bertanya, mencari pemecahan dan jalan keluar, serta tempat mengakhiri masalah dari para anggota ,  bahkan dari masyarakat sekeliling.
Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki akan menjadi senjata yang ampuh untuk menjawab tantangan ini. Pengetahuan umum yang luas menjadi unsur kekuatan utama dalam memimpin.
7.       Bangkitkan Minat
·         Kita sadari bahwa bila seseorang menyukai suatu pekerjaan, tentu ia akan mencurahkan seluruh perhatiannya guna menyelesaikan  pekerjaan itu dengan baik.
·         Ciptakanlah suasana kerja yang segar dan menyenangkan
·         Anjurkan kepada para anggota untuk menyenangi pekerjaannya
·         Berikan selingan-selingan untuk menghilangkan kejemuhan dan kejenuhan kerja.
·         Ajak mereka menggunakan pikiran dan daya akal yang sehat.
8.       Kenali Para Anggota
·         Untuk mengenali satu persatu para anggota tentu memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya orang-orang menonjol perilakunya/ sikapnya baik dari segi positif ataupun negatif, yang cepat kita kenal. Dengan mengenal mereka kita lebih dekat dan akrab. Kita dapat megenal watak, kebiasaan, kegemaran, atau hobby mereka yang dapat memudahkan dalam melaksanakan kepemimpinan
·         Beberapa cara untuk cepat megenal mereka :
-           Seyogyanya nama- nama mereka kita hubungkan dengan tugas- tugas yang mereka emban.
-           Ajaklah beberapa orang untuk duduk sebagai panitia suatu kegiatan atau berpergian jauh        untuk beberapa hari..
-           Datangilah ke rumah mereka bergiliran atau undanglah mereka ke rumah.

9.       Bangkitkan Semangat Kebersamaan
·         Setelah kita  kenali anggota dengan segala perikehidupan mereka, maka kini kita wajib membangkitkan semangat dan rasa kebersamaan.
·         Yakinlah bahwa dengan rasa kebersamaan dengan kerja sama dan kerja keras maka sasaran akan lebih mudah dicapai. Pekerjaan dan tugas yang berat akan terasa lebih ringan kalau kita pikul bersama.

III.    AZAS – AZAS KEPEMIMPINAN
Guna mewujudkan dan menyelenggarakan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan di Indonesia, khususnya dilingkungan ABRI, maka oleh pimpinan ABRI telah ditetapkan suatu rumusan yang diperkenalkan
dengan sebutan “SEBELAS AZAZ KEPEMIMPINAN ABRI”.
Rumusan tersebut terdapat dalam doktrin perjuangan TNI-ABRI “ CATUR DARMA EKA KARMA”. Tertuang dalam keputusan PANGAB Nomor : KEP/04/II/1988 tanggal 27 Februari 1988 berbunyi sebagai berikut :
“SEBELAS AZAS KEPEMIMPINAN ABRI”
1.       TAQWA
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepadanya
2.       ING NGARSO SUNG TULODO
Memberi suri teladan dihadapan anak buah
3.       ING MADYO MANGUN KARSO
Ikut begiat serta mengugah semangat ditengah-tengah anak buah
4.       TUT WURI HANDAYANI
Mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah
5.       WASPADA PURBA WASESA
Selalu waspada mengawasi serta sanggup dan berani memberi koreksi kepada anak buah
6.       AMBEG PARAMA ARTA
Dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan
7.       PRASAYA
Tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
8.       SATYA
Sikap loyal yang timbal balik dari atas terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan dan kesamping
9.   GEMINASTITI
      kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan.
10.   BELAKA
Kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
11.   LEGAWA
Kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya

IV.   PENGHARGAAN DAN HUKUMAN
·         Seorang anggota yang berjasa atau berprestasi, ia pantas mendapat penghargaan. Demikian pula, anggota yang melanggar peraturan atau melakukan tindakan pelanggaran lainnya harus mendapat hukuman sesuai dengan berat ringannya pelaggaran.
·         Seorang pemimpin dituntut untuk berlaku jujur dan adil terhadap anggota-anggotanya. Bila ada anggota yang berhak mendapatkan penghargaan, maka sudah tentu ia harus segera memberikan penghargaan yang setimpal.
·         Pemberian penghargaan ini hendaknya dilakukan secara wajar, tidak bekelebihan dan tidak sering. Kalau terlalu sering dilakukan akan menjadi hal yang rutin, maka penghargaan ini menjadi biasa dan tidak lagi berharga.
·         Pemberian penghargaan hendaknya dilakukan dengan tujuan yang positif, yaitu  untuk menghargai suatu jasa atau prestasi seseoarng atau kelompok anggota. Hal ini akan merupakan kebanggaan para pelaku secara perseorangan atau pribadi, kebanggaan keluarga dan anak cucu serta dapatlah menjadi contoh teladan bagi teman-temannya.
·         Dalam hal sebaliknya, yaitu terjadinya pelanggaran, maka seoarang pemimpin pun harus bertindak dengan tegas tetapi bijaksana, jujur, adil. Tindakan yang diambil untuk suatu pelanggaran, baik pelanggaran terhadap tata tertib yang ringan, maupun pelanggaran etika kehormatan korps yang berat, atau pun pelanggaran terhadap undang-undang dan hukum yang berlaku.
·         Pemberian hukuman ini dilaksankan secara bertahap dan bertingkat. Pada pelanggaran pertama misalnya dijatuhkan hukuman yang paling ringan berupa peringatan dan teguran. Yang terpenting di sini ialah bahwa seseoarang pemimpin harus berani memberikan tindakan peringatan atau teguran kepada anggota yang melanggar, baik secara peorangan maupun secara kelompok. Pelanggaran sekecil apapun hendaknya tetap mendapat hukuman. Janganlah menunda pemberian peringatan atau teguran. Janganlah menunggu samapai pelanggaran itu menjadi meningkat menjadi lebih buruk. Dalam hal ini pelanggaran dan pengambilan tindakan terhadap pelanggaran itu, kita tidak mengenal istilah PILIH KASIH
·         Bila  pelanggaran terjadi terhadap undang-undang atau hukum yang berlaku, dengan keyakinan yang mantap seorang pemimpin dapat mengangkat masalah ini kepengadilan yang berwenang menanganinya. Pimpinan tadi tidak dibenarkan untuk turut campur dan mempengaruhi jalannya proses penyelesaian oleh pengadilan, ia harus tetap memantau proses penyelesaian itu .
·         Akhirnya dapat disimpulkan bahwa tujuan pemberian hukuman secara umum adalah untuk membuat jera Si Pelaku pelanggaran. Selain itu bertujuan pula untuk teman-temanya agar tidak meniru melakukan pelanggaran.
·         Pemberian pengharggaan hukuman oleh seorang pemimpin hendaknya menerapkan  keseimbangan disisi positif dan negatif bila dilaksanakan dengan segera, dengan cara yang bijaksana adil dan jujur dengan senantiasa memperhatikan fakta-fakta teknis, nonteknis, situasi dan kondisi dari kasus demi kasus. Pelaksanaan yang terencana dan terkoordinasi dengan baik dalam pemberian penghargaan dan hukuman, sangat mendukung penyelenggaraan kepemimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar