Kamis, 20 Mei 2010

ANGKUTAN DARURAT


ANGKUTAN DARURAT

A.    Angkutan Satu Orang Penolong
Jangan pernah memindahkan korban pada kecelakaan jika tanpa alasan yang jelas. Cari jalan keluar sesingkat dan seaman mungkin sebelum mulai memindah korban dari tempat kecelakaan. Jika penolong sendiri dan harus dipindahakan karena indikasi medis atau ancaman lingkungan berikut ini cara yang bisa dilakukan.

a.     Papah Jinjing (Human Crutch)
Papah Jinjing dilakukan untuk korban sadar dengan cedera ringan yang bisa mengamankan dirinya sendiri
b.    Tarik Korban (Drag Carry)
Tarik Korban dilakukan untuk korban tidak sadar atau terlampau berat yang harus dipindahkan karena indikasi medis atau ancaman lingkungan. Tarik korban ke arah belakang dengan tetap menjaga kepala. Posisi tangan ketika menarik korban disesuaikan dengan situasi dan kondisi seperti di menarik bahu (shoulder drag) dan baju (shrit drag) atau dengan selimut (blanket drag).
c.     Gendong (Pick-a-Back/Piggy Back)
Gendong dilakukan pada yang sadar dari posisi duduk atau berdiri dibelakang penolong. Jangan dilakukan pada korban tidak sadar dan tidak mengalami cedera di tangan

Menuruni Tingkat/Tangga (Removal Downstairs).
Jangan dilakukan pada korban dengan cedera kepala atau spinal. Gunakan alas atau matras dibawah korban jika memungkinkan
Bujur Gantung (Firefighter's Crawl).
Penderita ditempat dibawah penolong, fiksasi tangan korban dan tempatkan dileher penolong. Gunakan mitella, sabuk atau bahan yang bisa untuk menarik. Tehnik ini digunakan untuk korban tidak sadar yang jauh lebih berat dari penolong
Sampir Pundak (Firefighter's Carry)
Tehnik ini digunkan untuk mengangkat korban secara cepat dan jaraknya jauh.

Angkutan Dua Orang Penolong

Jika ada 2 penolong untuk memindahkan korban untuk tindakan medis atau menjauhi daerah yang berbahaya gunakan salah satu tehnik ini:
Angkat Kursi
Kursi dapat digunakan pada pasien yang sadar maupun tidak sadar, tapi tidak pada korban dengan suspek cedera kepala/spinal. Untuk pengamanan imobilisasi tangan koran ke dada dan jika korban tidak sadar fiksasi korban ke kursi.
Dudukan 2 tangan (Two-hand Seat Carry)
Cara yang banyak digunakan pada pasien sadar dimana tidak mampu berjalan atau menjaga bagian atas tubuhnya. Gunkan telapak tangan untuk mengangkat korban, oleh karena itu di amjurkan memakai sarung tamgan.
Dudukan 4 tangan Four-hand Seat Carry
Varisai lain dari dudukan 2 tangan yang digunakan pada pada pasien sadar yang dapat mengerakan tangan untuk membantu dirinya sendiri
Papah Jinjing (Human Crutch)
Seperti Papah Jinjing 1 0rang dilakukan untuk korban sadar dengan cedera ringan yang bisa mengamankan dirinya sendiri
Angkutan Tiga Penolong atau lebih

Cara paling baik untuk memindah korban tanpa menimbulkan komplikasi yang berarti. Korban bisa dipindahkan kesamping, maju kedepan, diturunkan/dinaikan ke tandu. Cara yang banyak digunakan di Indonesia adalah lintang dada (direct ground) yang biasanya digunakan untuk memindah ke tandu sehingga disebut juga stretcer lift. Cara yang lain adalah hammcok carry, dengan manual traksi dan pemasangan kollar (dianjurkan yang keras)dapat digunakan untuk memindah korban spinal tanpa spinal board
Tandu Improvisasi
Jika tandu komersial tidak tersedia maka gunakan tandu dari pintu, selimut atau baju. Jangan gunakan tandu yang alasnya lunak (non-rigid) pada pasien yang suspek cedera spinal atau kepala kecuali korban harus segera diamankan atau ada gangguan ABC
 
Tandu Selimut Darurat
1. Tempatkan selimut pada bagian yang ratadan bagi selimut menjadi 3 bagian. Tempatkan tongkat pertama pada di salah satu sisi yang ditekuk .
2. Tempatkan tongkat kedua pada sisi yang yang berlawanan dari sisi pertama dan lipat kedalam sekitar 15 cm (posisi terkunci).
3. Gulung sisa selimut ke dua sisi tongkat sehingga menutup semua permukaan atas tandu.
Tandu Selimut (Blanket Stretchers)
Jangan gunakan selimut untuk memindah korban dengan suspek cedera spinal atau kepala kecuali pada kondisi mengancam jiwa penolong. Selimut harus lebih panjang dari tubuh korban
1. Lipat selimut jika terlalu lebar dan gulung selimut sampai setengah bagian ke samping korban
2. 2 penolong jongkok disamping korban untuk memutar badan korban keamping sebagai satu kesatuan (log roll) sedangkan penolong lain memutar dan menjaga tulang belakang dan kepala sebagai satu kesatuan gerak (satu garis) dengan tulang belakang. Putar korban pada bagian yang lebih sehat misalnya pada fraktur ekstrimitas
3. Masukkan selimut yang digulung dibawah korban, kemudian log roll ko ke sisi berlawanan dan lepas gulungan. Tempatkan pasien ditengah selimut dan gulung kembali sisi-sisi selimut dan tarik kesisi luar.
4. Tarik ketat gulungan pada ke dua sisi kanan dan kiri selimut. Korban bisa dipindahkan kesamping, maju kedepan, diturunkan/dinaikan ke tandu.
Tandu Standar

Tandu standar baik yang komersial (pabrikan) maupun buatan sendiri bentuknya bermacam-macam namun dapat digolongkan dalam tandu terpal (militer atau pole), tandu ortopedi (skop), tandu spinal, tandu keranjang (basket) dan tandu vakum yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri dan kelebihan sendiri. Tandu terpal adalah tandu komersial yang banyak digunakan karena lebih mudah dibawa dan paling murah  diantara tandu komersial yang lain karena sudah banyak diproduksi didalam negeri.  Tandu ortopedi sebenarnya bukan tandu untuk mengangkut tetapi untuk memindah korban yang biasa dimiliki ambulance, tandu ini paling mahal karena terbuat dari besi atau alauminum tetapi bisa memfiksasi dan memobilisasi fraktur dan trauma spinal. Tandu long/short spinal populer digunakan oleh organisasi pertolongan pertama di Indonesia karena bisa dibuat sendiri terutama dari bahan  kayu, tandu spinal komersial (pabrikan) yang bahannya dari kayu  atau fiberglass harga masih mahal karena masih impor.

Dalam evakuasi jangka panjang tanpa alat-alat Advance Life Support (resusitasi cairan,pakaian anti shock dst) korban harus diselimuti untuk menghindari hipotermi dan shock.  Caranya dengan memasang selimut secara diagonal dengan tandu kemudian dilipat keseluruh tubuh korban, kaki dan  kepala.  Tandu harus dibawa oleh paling sedikit 4 orang dengan posisi kepala korban ditandu searah dengan jalur perjalanan atau dengan kata lain  kepala dibagian belakang tandu (menghindari korban disorientasi). Namun posisi kepala  diletakan pada bagian depan ketika korban menaiki/menuruni tanjakan/turunan. dan saat pasien dipindah ke dalam ambulan (posisi tabung O2 dan infus set biasanya pada posisi sisi depan tandu pasien ) atau tenpat tidur. Jaga posisi tandu rata-rata air/datar ketika melewati tanjakan atau turunan.

Pada banyak kecelakaan bermobil korban sering ditemukan pada posisi duduk dalam kendaran. Jika ada ancaman pada keselamatan nyawa atau bahaya maka korban harus dikeluarkan dari kendaran. Tindakan pemindahan korban keluar mobil lebih optimal dan aman mengunakan "short spinal" dan rigid collar neck, tindakan tanpa alat hendaknya selalu menjaga leher dari ancaman cedera cervikal dan menjaga pergerakan tulang belakang ( hindari hiperfleksi). Tindakan penyelamatan ini disebut sebagai "Rescue Pull", adapun urutan indakan penyelamatan adalah sebagai berikut:
1. Amankan dan imobilisasi kaki untuk menhindari cedera lebih lanjut. Posisikan kaki ke arah luar/pintu untuk mempermudah korban dibawa keluar.
2. Posisikan tangan kearah dagu untuk melakukan "manual traksi" untuk menstabilisasi cedera spinal. Jjika memungkinkan pasang kollar baik keras atau lunak jika memungkinkan membuat kollar buatan misalnya dari koran atau sandal jepit).
3. Masukkan tangan yang lain dibawah bahu (lewat ketiak) dan pegang lengan untuk menarik keluar korban ke arah pintu yang terdekat dengan menjaga stabilitas tulang belakang.
4. Angkat dan pindahkan korban ke tempat yang aman, jangan melakukan rescue pull terlalu lama karena tidak menjamin keamanan. Jika memungkinkan pindahkan ke spinal board atau alat darurat angkut yang rata seperti pintu kayu.  Semua tindakan memindah korban dari tempat kejadian dikenal dengan "Eksitrasi" yang sebenarnya cukup banyak tehniknya tetapi berhubung keterbatasan penulishanya dicantumkan salah satu tehnik saja. Dalam keadaan kegawat darauratan pra rumah sakit dikenal eksitari, evakuasi dan transportasi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar